Kamis, 24 Maret 2011

sendok makan dapurkah???

diapotik selama 4 minggu,,adalah kewajibanku dan kawn2 lainnya  untuk tetapp bersabar disana!!...melayani resep..entri data pasien askes,,menyapa siapapun yang berkunjung adalah hal yang harus dilakukan,,walaupun yang berkunjung adalah tukang parkir yang iseng-iseng nanya obat sekaipun:D (sabarrr!!)
menghitung harga resep,,,dan menghitung harga jual obat juga hal yang byasa dilakukan,,,, !!

pagi kesannya menyenangkann,,krna banyak banget pasien yang berdatangan,,,senang rasanya bisa memberi informasi kepasa masyarakat luas ttg ilmu yang kita punya,,,dan kebyasaan nya tidak ada waktu untuk sekedar duduk atau bergosip sekalipun,,mungkin karena apotiknya berdekatan dengan rumah sakit jadi yahh,,memang pagi jam heboh nya,,

Rabu 16 maret 2011,,disaat smua staff sibuk menyiapkan resep dr berbagai pasien yang datang dr berbagai poly,,sayapun g kalah sibuk,,3 resep askes saya handel sendirian (walaupun selesai dikerjakan selalu dicek sm staff yang bersangkutan) ,,tiba2 saya didatangi sama ibu2 yang umur nya ditafsirkan +- 45 taun,,dengan bayi digendongannya,,sayapun berusaha bersikap ramah ala anak PKL,,dyapun mulai mendekat ke arah saya( mungkin krna kondisi staf  laen lagi sibuk) ,,
"dek nyoe peu maksud jih 1 sendok makan, sinyak lon ban jiteumoh gigoe memang hana peu2 pakek sendok makan dari beusoe"
intinya ibu tersebut mengkhawatirkan penggunaaan sendok makan,,beliau menafsirkan sendok makan yang tertulis di etiket yang kata2 nya kurang lebih sperti ini "3 x sehari1 sendok makan" adalah sendok dapur,,wkwkkw,,,anda juga bukan??hayoo ngakuu jangan munafik,,saya juga sie sebetulnya,,tapi itu dlu,,skrg wda gak,,hhehe,,,
sayapun menjelaskan "kon sendok dapur ibuk,,nyoe sendok takaran memang disediakan lam kotak obat sampek batas angka 15 ml"

jadi intinya,,begini kwan2,,,1 sendok makan yang dimaksd dietiket adalah 1 sendok takaran yang memang disediakan dalam kotak obat,,,sebanyak 15 ml,,sedangkan 1 sendok teh jumlah obat yang harus diminum adalah 5 ml,,jadi bukan sendok teh atau sendok makan didapur anda,,tinggqyou,,semoga bermanfaat!!

Selasa, 22 Maret 2011

bakteri "high class harga obat" ancam penduduk indonesia! whatch out!!!

jaman sekarang penyakit bukan semata2 disebabkan oleh kuman semata,,tapi bnyak kaleee,,,faktor laen,,seperti status sosial,,ekonomi dll,,bagaimana tidak banyak sekali saya liat tetangga2 saya sakit telinga gara2 melihat tetangga nya yang belik mobil baru,,wkwk,,(g nyambung) nyambung kalii kalo mobil yang dibelik mobil bekas,, n sound nya faless abis,,alias suara mobil tua,,yang bisa memekak telinga,,demikian juga dinegara kita,,gosipnya indonesia memiliki harga obat generik yang mahal se_asean,,bahkan gosip2 nya se dunia,,,apa mungkinnn???mungkin?? mungkinn ajha kaliii,,,qita liat nechh faktanya,,,abang kompas memuat di edisi hariannya (senin,21 feb,2011) kalo sejumlah  warga yang menderita sakit di berbagai daerah di Indonesia mengeluhkan harga obat yang semakin mahal. Warga pemegang kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat pun merasakan dampak kenaikan harga obat karena tidak semua obat ditanggung asuransi.
Hasan Abdulah (75), pemegang kartu Jamkesmas, menuturkan, kenaikan harga obat sangat terasa karena ia harus membeli obat di luar daftar obat Jamkesmas. ”Saya enggak tahu nama obatnya, tetapi ada obat yang harga satu paketnya Rp 400.000. Tiga bulan lalu, petugas di apotek mengumumkan kalau harga obat akan naik,” katanya saat ditemui di RS Dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, akhir pekan lalu.
”Saya dan istri sudah tua, penyakit banyak. Kalau bisa harga obat jangan naik,” ujarnya.
Yang terpuruk adalah pasien kelas menengah bawah yang dianggap tidak miskin, tetapi dananya sangat pas-pasan.
Norma (40), warga Jalan Pancing, Medan, Sumatera Utara, penderita tumor payudara dan baru dioperasi, mengatakan, keluarganya terpaksa pinjam sana- sini dan menggadaikan barang untuk membiayai operasi. Keluarga Norma berupaya mengurus Jamkesmas, tetapi ditolak.
Nasib serupa menimpa Parjono (60), warga Masaran, Sragen, Jawa Tengah, tukang becak yang beristri buruh pembatik. Ia terpaksa berutang untuk membayar biaya rawat inap sembilan hari di RSUD Dr Moewardi, Solo, karena sakit jantung. Adik Parjono, Triyono, mengatakan, biayanya Rp 4,5 juta. Surat keterangan tidak mampu hanya memberikan potongan 10 persen.
Josephin (49), warga Jakarta yang menderita diabetes, memilih menggunakan obat generik. Ia harus mengonsumsi obat secara rutin dua kali sehari. Untuk obat generik saja ia menghabiskan biaya Rp 150.000 per bulan. Hal sama dilakukan suami Josephin, Sadmoko (50), penderita gangguan jantung, dalam membeli obat pengencer darah.
Namun, tidak semua obat tersedia versi generiknya, misalnya obat untuk kanker. Keresahan dirasakan Sondang (40), yang menunggui anaknya, Christine (4), yang terkena leukemia. Christine telah empat bulan di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta. Dalam 25 hari pertama, Sondang mengeluarkan biaya Rp 22 juta. Sebagai pegawai negeri sipil, Sondang ditanggung Asuransi Kesehatan (Askes). Namun, tak semua obat kemoterapi dan peralatan penunjang ditanggung Askes.
Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD Tugurejo, Semarang, Haryadi Ibnu Junaedi memaparkan, pihaknya kini menawarkan pilihan obat generik atau obat bermerek bagi pasien umum. Untuk pemberian obat di atas Rp 100.000, pasien akan dimintai tanda tangan persetujuan agar pasien tak kaget saat membayar biaya RS.
Kambing hitam
Direktur Eksekutif International Pharmaceutical Manufacturers Group Parulian Simanjuntak di Jakarta menyatakan, harga obat dipersoalkan karena 80-85 persen penduduk Indonesia membayar biaya kesehatan dari dana pribadi.
”Tersedianya jaminan sosial untuk biaya kesehatan amat mendesak. Selama jaminan itu tidak ada, obat akan menjadi kambing hitam,” katanya.
Di negara maju, seperti Amerika Serikat, biaya obat hanya 7-8 persen dari total biaya kesehatan. Komponen biaya terbesar justru pada penggunaan alat-alat modern untuk diagnosis penyakit serta biaya dokter.
Menurut Parulian, kenaikan harga obat setiap tahun dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan tingkat inflasi. Hal senada dinyatakan Ketua Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia Anthony Sunarjo.
Penyebab lain kenaikan harga obat, menurut Parulian, adalah tidak efisiennya pasar obat di Indonesia. Pangsa pasar obat Indonesia sangat kecil, tetapi jumlah industri dan distributor farmasi sangat besar.
Saat ini ada sekitar 200 perusahaan farmasi, baik perusahaan dalam negeri maupun asing. Pangsa pasar obat Indonesia pada 2010 hanya 4 miliar dollar AS atau 0,6 persen pangsa pasar obat dunia yang 700 miliar dollar AS. Padahal, porsi penduduk Indonesia 3,5 persen penduduk dunia. ”Walau potensi penduduk Indonesia besar, pangsa pasar obat Indonesia sangat kecil,” katanya.
Konsumsi obat Indonesia termasuk rendah dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. Konsumsi obat per kapita Indonesia tahun lalu hanya 17 dollar AS, jauh lebih rendah dibandingkan konsumsi obat per kapita Malaysia yang mencapai 3-4 kali lipatnya.
Kenaikan harga obat kali ini terkait rencana pemerintah menaikkan pajak bahan kimia obat. Hal itu mengingat hampir semua bahan kimia obat diimpor.
Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Ahmad Ramadhan Siregar mengatakan, tingginya harga obat disebabkan oleh kartel. Menurut Ramadhan, disparitas harga terjadi pada obat generik, obat generik bermerek, dan obat paten. Disparitas harga bisa mencapai 300 persen.
Dari perkara terkait farmasi yang ditangani KPPU, 50 persen biaya produksi obat adalah biaya promosi dan distribusi. ”Orang yang sedang sakit tidak bisa menolak apabila dokter merekomendasikan resep obat tertentu,” kata Ramadhan.
Rambu penetapan harga
Direktur Unit Bisnis Pharma Glaxo Smith Kline (GSK) Indonesia Kent K Sarosa menyatakan, harga obat berbeda di setiap negara. Di negara-negara Eropa yang menerapkan asuransi kesehatan sosial, harga obat bergantung pada negosiasi pemerintah atau pengelola asuransi sosial dengan produsen sehingga bisa lebih murah dibandingkan harga di negara lain. Selain itu, obat generik lebih diutamakan sehingga ketika suatu obat habis masa perlindungan patennya, produsen otomatis menurunkan harga obat agar mampu bersaing dengan produsen yang membuat obat generik.
Masalahnya, menurut Kent, di Indonesia tak ada rambu penetapan harga obat generik bermerek. Karena itu, produsen yang memproduksi obat yang habis masa patennya menjual obat dengan harga tak jauh berbeda dengan obat originator (asli). Akibatnya, harga obat originator yang patennya berakhir ataupun obat generik bermerek tidak pernah turun, bahkan cenderung naik terus. Masalah lain, ada ketakpercayaan masyarakat dan sebagian dokter terhadap mutu obat generik sehingga pemanfaatan obat generik masih sedikit.
Pemerintah perlu membuat rambu penetapan harga obat generik bermerek. Kent dan Parulian berpendapat, pemerintah perlu menjaga mutu dan menyosialisasikan obat generik agar lebih banyak yang memakai sehingga harga obat bisa turun.

wahhh,,wahh ,,wahhh,,ada vaksin nya g yahhh,,,ancaman "high class harga obat" ibu2,,bapak2 yang berwenang,,tulung dunkk,,nyariin vaksinn nya to!!!

tertawa puunnn bisa menularrr!

Saya yakin anda pasti pernah mendengar ungkapan ini, ” Tertawalah maka seluruh dunia akan ikut tertawa” Ternyata ungkapan ini bukanlah ungkapan asal bunyi ajha,,ne betul2 ternyata,,, Berdasarkan sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa tertawa memang benar-benar bisa menular. Otak akan merespons suara tawa dan menghubungkan otot-otot wajah sebagai persiapan untuk bergabung dengan ekspresi kegembiraan tersebut. Jika melihat orang tertawa atau membaca suatu cerita yang mendeskripsikan tentang tertawa, tanpa disadari seseorang akan ikut tersenyum atau tertawa. Jika menguap bisa menular, ternyata tertawapun bisa menular. Hal ini dibenarkan oleh Sophie Scott, seorang ilmuwan syaraf di University College London. Semua suara ini akan memicu respons di daerah premotor kortikal di otak yang menyiapkan otot di wajah untuk bergerak sesuai dengan suara yang didengar. “Respons akan jauh lebih tinggi dan lebih menular terhadap suara positif daripada suara negatif. Hal inilah yang memaksa seseorang ikut tersenyum ketika melihat atau mendengar orang lain tertawa,” ungkap Scott. Sumber: http://sekedar-tahu.blogspot.com/2010/10/ternyata-tertawa-itu-bisa-menular.html!!AYYYOOO semangattt,,,semangatttt!!! tularkan kebahagiaan anda keorang lain dengann menularkan ketawa..keepp ur laught n your spiritt!!!